Resensi ini dimuat di Koran Jakarta, Jum'at 10 April 2015
Judul
Buku : Perfect Mistakes
Penulis
: Rons Imawan, dkk
Penerbit : Bentang Belia, Yogyakarta.
Tahun : I, Maret 2014.
Tebal : 306 halaman.
ISBN : 978-602-1383-43-8
Penerbit : Bentang Belia, Yogyakarta.
Tahun : I, Maret 2014.
Tebal : 306 halaman.
ISBN : 978-602-1383-43-8
Setiap
manusia yang diciptakan Tuhan pasti pernah melakukan kesalahan. Namun, hanya
sedikit orang yang mampu menyadarinya dan berusaha untuk meminta maaf serta menebusnya
dengan perbuatan yang lebih baik.
Buku
laris karya Rons Imawan, dkk. Ini menyajikan kisah-kisah pengalaman berharga dari
orang-orang yang telah melakukan dosa di masa lalunya dan berusaha untuk
memperbaiki diri agar bisa memperoleh ketenangan dalam hidupnya.
Dalam
kisah yang berjudul“Untuk Indira”. Redi berusaha menebus kesalahan di masa
lalunya pada Bu Rima. Ia sengaja indekost di rumah Bu Rima, walaupun Kelly,
kekasihnya, sudah melarang. Sebab, Redi sama saja dengan masuk lubang buaya.
Di
sela waktu senggang kuliah, Redi selalu menyempatkan untuk membantu Bu Rima.
Walaupun Bu Rima selalu melarangnya, tetapi Redi melakukanya dengan hati senang.
Karena Redi tahu, apapun yang ia lakukan tentu belum cukup menebus dosanya.
Bu
Rima tinggal sendiri. Ia sudah kehilangan putri tunggalnya, Indira. Padahal,
Indira sebentar lagi akan di wisuda dengan gelar sarjana teknik. Malang tak
dapat di tolak, untung tak dapat di raih. Indira meninggal akibat kecelakaan.
Peristiwa itu sangat membuat Bu Rima terpukul dan terbelenggu dalam kesedihan
yang mendalam.
Redi
berusaha mencari tahu tentang Indira lebih dalam, dan ingin mengorek bagaimana
perasaan Bu Rima ketika di tinggalkan putri kesayangannya itu. Semakin jauh
Redi tahu kehancuran hati Bu Rima, semakin dalam rasa bersalah yang menghujam
ulu hatinya. Pedih dan sakit. Dan, terkadang Redi menangis sendiri menyesali
kesalahannya yang terlampau dalam.
Redi
tak kuasa menyimpan rahasia lagi. Beban mentalnya seakan bertambah berat dari
hari kehari. Akhirnya, di depan Bu Rima, Redi mengakui kesalahannya dengan
bersimpuh menangis di hadapan wanita setengah baya itu.
Bu
Rima yang sudah mulai menyayangi dan menganggap Redi sebagai anak sendiri bagai
terhantam palu berton-ton. Redi di sela tangisnya mengakui kalau dialah yang
mengakibatkan Indira meninggal. Redi menabrak Indira yang mengendarai motor
ketika hendak menyeberang. Karena panik Redi meninggalkan Indira begitu saja
walau sudah bersimbah darah. Kini, Redi tulus meminta maaf, dan ia pun rela
masuk penjara untuk menebus dosa-dosanya. (halaman 1-19).
Dalam
kisah “Lamunan Jendela” ada Vaya,
seorang gadis yang menyimpan perasaan pada cowok satu sekolah dengannya,
bernama Askar. Sayang, Vaya tak berani mengungkapkan isi hatinya secara
langsung. Ia menulis semua perasaannya pada cowok itu di sebuah buku agendanya.
Ia menulis puisi cinta, cerpen, dan perasaan hatinya pada Askar.
Namun,
ketika tak sengaja Askar menemukan buku catatan itu, dia malah di bully oleh
kawan sekelasnya. Askar jadi benci sama Vaya. Ia mengatakan sesuatu yang
membuat Vaya sakit hati.
Setelah
lulus Askar baru menyadari kesalahannya. Akan tetapi, ia tidak tahu lagi dimana
tempat tinggal Vaya. Untuk menemukan Vaya, Askar mengirimkan buku agenda yang
telah di suntingnya ke penerbit untuk di jadikan buku dengan nama penulis
anonim. Tak di sangka, buku itu menjadi best seller dan mengantarkannya bertemu
dengan Vaya kembali. Saat mereka bertemu, Askar mengungkapkan perasaannya,
kalau sebenarnya waktu dulu ia juga menyukai Vaya hanya saja malu sama
teman-temannya yang mengejeknya. Askar tulus meminta maaf. (halaman 45).
Selain
kisah-kisah di atas, buku ini masih menyimpan tujuh kisah lainnya dengan tema
yang sama sebagai benang merah, yaitu kesalahan. Ada Crown for a Brave Girl,
After Heart, Alibi, Realitas Palsu, Sumpah Konyol, Bulan Belum Pulang, dan
Perfect Mother. Walau buku ini berupa kumpulan kisah-kisah, namun kita bisa
mengambil sebuah pelajaran dan hikmah dalam memaknai sebuah kesalahan.
Membaca
buku ini kita akan menemukan pengalaman-pengalaman baru dari manusia-manusia
yang memeluk dosanya, dan belajarlah dari kesungguhan mereka kala berkorban
untuk menebusnya. Selamat membaca.
0 komentar:
Post a Comment