Resensi ini dimuat di harian Analisa Medan pada 25 Oktober 2015. Naskah ini di kirim pada 15 Oktober 2015. Jadi ada 10 hari masa tunggu.
Judul
Buku : Sudahkah
Anda Menjadi Guru Berkarisma?
Penulis
: Jamal Ma’mur Asmani
Penerbit : Diva Press, Yogyakarta.
Tahun : I, Agustus 2015.
Tebal : 192 halaman.
ISBN : 978-602-255-944-3
Penerbit : Diva Press, Yogyakarta.
Tahun : I, Agustus 2015.
Tebal : 192 halaman.
ISBN : 978-602-255-944-3
Guru adalah salah satu unsur penting dalam dunia
pendidikan. Dari seorang gurulah, anak-anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan
serta wawasan. Kesuksesan dunia pendidikan tidak akan terlaksana dan tercapai
dengan baik bila guru yang bertugas menyampaikan ilmu tersebut tidak memiliki kualitas
yang bagus. Jika gurunya berkualitas tinggi, maka pendidikan pun akan
berkualitas tinggi.
Dari itu sangat diperlukan seorang
guru yang berkualitas dan juga berkarisma. Karisma dengan sendirinya melahirkan
kewibawaan. Kewibawaan adalah kualitas daya pribadi seseorang yang membuat orang lain tertarik, percaya,
menghormati, menghargai secara intrinsik, dan akan mengikutinya dengan ikhlas.
(halaman 28).
Kewibawaan dapat berupa abadi dan
tenporer. Kewibawaan yang abadi adalah kewibawan yang lahir dari kualitas
personal seseorang, seperti kedalaman ilmu, keluhuran budi, kepedulian social,
dan ketinggian spiritual. Orang-orang yang mempunyai kualitas personal seperti
ini akan memancarkan aura kewibawaan yang kuat, inspiratif, dan menggugah orang
lain untuk menghormati dan mengikutinya. (halaman 29).
Karisma guru menjadi kunci utama
keberhasilan lembaga pendidikan dalam mengemban tugas utamanya, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan melahirkan kader-kader masa depan yang
berkualitas tinggi, kompetitif, dinamis, produktif, kreatif, bertanggung jawab,
dan religius. Dalam skala mikro, karisma guru sangat menentukan efektivitas
proses belajar mengajar yang ada di sekolah. Karisma juga akan menyusukseskan
tugas ganda guru, yaitu transfer ilmu dan internalisasi nilai-nilai moral.
Dalam rangka membangun karisma guru,
ada hal yang harus dilakukan sebagai proses menanam keunggulan di masa depan.
Seperti memberikan keteladanan, memperkuat spiritualitas, menghindari
kesia-siaan, menggunakan pendekatan persuasif-humanistis, menunjukkan prestasi
ilmu, menjadi guru yang menginspirasi, dan membangun peradapan integratif.
Keteladanan adalah kunci utama
membangun karisma. Jika guru mampu melakukan hal-hal yang diajarkan kepada anak
didik, maka dia akan menjadi referensi utama. Perkataannnya akan memiliki
karisma di hadapan anaka didik sehingga di dengan dan diikuti. Keteladana
adalah kesesuai antara yang diucapkan dengan yang dikerjakan, yang di dalam
hati dengan tindakan, dan janji yang diberikan dengan bukti di lapangan.
(halaman 124).
Aspek spiritualitas juga sangat
penting dalam membangun karisma. Aspek spiritual akan melahirkan kekuatan
mental dan moral dalam mengarungi kehidupan yang sangat kompleks. Spiritualitas
lahir dari kedalaman seseorang terhadap ajaran agama yang diyakini kebenarannya
dan kedekatannya kepada Tuhan dengan banyak beribadah dan berdoa.
Sebagai pendidik, guru mempunyai
tugas membentuk karakter positif anak didik, seperti berakhlak yang mulia,
optimis, idealis, pantang menyerah, mempunyai komitmen yang baik, peduli kepada
orang lain, dan lain-lain. Tugas ini mengharuskan guru menjadi teladan yang
baik sehingga dapat melakukan internalisasi nilai-nilai positif dalam jiwa anak
didik untuk mengubah mentalitas dan moralitas mereka agar sesuai dengan norma
agama dan budaya luhur bangsa.
Parameter kesuksesan seorang guru
adalah mampu mengantarkan anak didiknya meraih kesuksesan dalam menatap masa
depan. Sehebat apapun seorang guru jika tidak mampu mengantarkan anak didiknya
menjadi orang sukses, maka guru masih dikatakan gagal. Mengantarkan anak didik
menjadi orang sukses tidak hanya bermodal ilmu dan wawasan yang luas, tetapi
kemampuan mengenali bakat anak didik, menampakkan bakat tersebut ke permukaan,
dan mengembangkannya secara maksimal sehingga anak didik mempunyai identitas
yang jelas dalam hidupnya sesuai bakat yang dimiliki.
Tidak ada langkah paling
prioritas yang harus segera dilakukan
segera untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan kecuali membangun
kewibawaan dan karisma guru dengan membangun otoritas ilmu, otoritas moral, dan
otoritas sosial. Tiga otoritas ini akan membuat proses pebelajaran di sekolah
berjalan secara berkualitas dan memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Guru
dan anak didik akan melahirkan karya-karya berbobot yang mampu mewarnai dan
mempengaruhi dunia internasional.
0 komentar:
Post a Comment