Wednesday, November 4, 2015

Berpikir Berbeda Dari yang Dipikirkan Orang Lain



Resensi ini dimuat di Harian Radar Surabaya, 02 Nopember 2015


Judul Buku     : Whatever You Think, Think The Opposite
Penulis            :
Paul Arden
Penerbit          :
Gramedia
Tahun              : I,  2015
Tebal               :
143 halaman.
ISBN               : 978-602-
03-19339

            Ada saatnya kepala kita mentok dalam berpikir, sehingga kita tidak bisa lagi memikirkan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Kepala terasa pusing dan kemudian berubah menjadi stress. Ketika itu terjadi, disaat semua langkah sudah terasa mati, maka itulah saatnya kita berpikir sebaliknya. Kita sebenarnya memiliki kekuatan luar biasa dari membuat sebuah keputusan yang dianggap orang lain buruk, berbahaya, dan penuh risiko.
            Buku ini mengajak kita untuk berpikir berbeda dari yang pernah dipikirkan orang lain, kita di ajak untuk mencari jalan keluar dari masalah dengan cara yang berbeda.  Contohnya Dick Fosbury, ia adalah seorang atlet lompat tinggi. Dick berhasil melompat setinggi 2,25 meter. Padahal, sampai Olimpiade Meksiko 1968, semua atlet loncat tinggi dunia tidak pernah melompat melebihi 1, 73 meter.

            Apa yang dilakukan Dick sehinggga berhasil memecah rekor lompatan tertinggi dunia kala itu? Ia melakukan lompatan yang berkebalikan dari atlet lain. Dick melewati mistar dengan posisi punggung di bawah membelakangi mistar, sedangkan atlet lain dengan muka menghadap mistar. Dan, gaya Dick dalam melompat itulah yang kini digunakan seluruh atlet loncat tinggi dunia dengan nama Fosbury Plop (Lompatan Fosbury). Contoh ini hanyalah satu teknik dalam berpikir, tetapi teknik untuk berpikir di sini menjadi teknik untuk melompat, mengubah satu lompatan menjadi keberhasilan. (halaman 9).
            Pada tahun 1881, George Eastman juga berpikiran seperti Dick, ia mengambil keputusan yang menurut orang lain adalah sebuah kesalahan besar. Eastman rela meninggalkan pekerjaannya yang aman pada sebuah bank lokal demi memulai usaha di bidang fotografi. Bagian menariknya adalah, tujuh tahun kemudian ia mengubah nama perusahaannya menjadi ‘Kodak’. Sebuah pemilihan nama yang aneh karena menurut orang lain nama itu tidak memiliki makna apa-apa dan pada masa itu tidak seorang pun memberi nama yang terkesan acak untuk produk-produk serius.
            Hasilnya dapat kita lihat sampai sekarang, Kodak menjadi salah satu perusahaan fotografi besar dunia. Alasan Eastman memilih nama tersebut adalah karena nama itu singkat, tidak mungkin salah diucapkan, dan juga tidak dapat diasosiasikan dengan hal-hal lain. Sampai sekarang pun, korporasi-korporasi tidak dapat berpikir demikian, hanya para entrepreneur yang bisa. (halaman 14-15).
             Orang-orang yang menciptakan karya yang ditiru oleh orang lain yang mencoba mengikuti tren melakukan hal yang sama sekali berlawanan dengan tren. Mereka menciptakan sesuatu yang tidak keren, yang tidak sesuai masa, yang keliru. Ide-ide orisinil diciptakan oleh orang-orang orisinil, orang-orang yang berkat dorongan hati ataupun wawasan mengetahui keuntungan menjadi berbeda dan menganggap kelumrahan sebagai sesuatu yang berbahaya.
            Pada awal  tahun 1970-an, Vivien Westwood dan Malcolm McLaren membuka sebuah toko busana. Busana-busana yang ditampilkan di sana tiga puluh lima tahun mendahului masanya. Pakaian-pakaian itu tidak dapat dikenakan dan dibeli pada waktu itu. Sederhananya toko itu aneh. Tak lama kemudian toko itu tutup. Apakah keputusan mereka berpikir sebaliknya dari orang lain salah?
Seandainya mereka tidak cukup berani dan bersemangat dalam melakukannya, Westwood mungkin tidak akan pernah menjadi desainer yang paling dihormati, dan McLaren tidak akan pernah membentuk grup band Sex Pintols. (halaman 18-19).
            Banyak sekali dari kita yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyempurnakan sesuatu sebelum kita benar-benar mencoba dan melakukannya. Ketimbang menanti sesuatu itu menjadi sempurna, lebih baik kita mengerjakan apa yang kita miliki dan perbaikinya sambil jalan.
 Whatever You Think, Think The Opposite mencoba memberikan kita dorongan dan rasa percaya diri untuk mengambil risiko serta menikmati pekerjaan kita lebih dari yang dapat kita bayangkan. Jika kita tidak pernah mencobanya, maka kita tidak akan pernah tahu bahwa berpikir sebaliknya dari orang lain adalah sebuah keuntungan.

Berpikir Berbeda Dari yang Dipikirkan Orang Lain Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Saleh Khana

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.